Semua
guru tentu bisa mengajar, namun tidak semua guru bisa dan mampu mengajar TK
atau PAUD. Mengajar PAUD berarti mengajar anak yang sedang ada di masa usia
keemasannya (golden age). Sebuah masa dimana potensi anak sedang
berkembang dan saat yang tepat untuk membuatnya menjadi seorang pembelajar yang
mandiri dan haus pengetahuan. Karenanya, butuh metode pembelajaran yang tepat
dan efektif serta menyenangkan. Lantas, metode apa sih yang efektif dan
menyenangkan?
Bermain
Bermain adalah pembelajaran yang efektif di paud. Bagi anak, bermain merupakan suatu kegiatan yang sifatnya melekat langsung pada kodrat dan kebutuhan perkembangan anak. Anak usia dini lebih banyak belajar dari pengalaman berinteraksi dengan obyek-obyek konkrit dan orang sekitarnya-teman, guru, orang tua, daripada melalui simbol-simbol tertulis (baca tulis hitung).
Bermain
diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada
proses, memberi ganjaran secara instrinsik, menyenangkan, aktif, dan fleksibel.
Semakin suatu aktivitas memiliki ciri-ciri tersebut, berarti aktivitas itu
semakin merupakan bermain (Solehudin, 1996).
Dalam bermain anak bisa melakukan
aktivitas yang mempraktekkan kemampuan dan keterampilannya dalam kegiatan
mencoba, meneliti dan menemukan hal-hal baru. Aktivitas-aktivitas yang
dilakukan anak di saat bermain bisa membuat anak aktif dan interaktif, baik
secara fisik maupun secara mental sehingga dapat mendukung pemberdayaan
berbagai aspek perkembangan anak berdasarkan kenginan dan kemauannya sendiri.
Manfaat
Bermain Bagi Anak usia dini
· Bermain
dapat membantu anak dalam mengembangkan banyak aspek fundamental dari
perkembangan anak, baik fisik, intelektual, sosial, dan emosional.
· Bermain
dapat mengembangkan otot-otot disaat anak melakukan kegiatan fisiknya.
· Bermain
dapat mengembangkan keterampilan intelektual di saat anak terlibat dalam
aktivitas-aktivitas yang menuntut pikirannya.
· Bermain
dapat mengembangkan keterampilan sosial di saat sejumlah anak terlibat aktif
dalam suatu interaksi dengan orang lain.
· Bermain
dapat mengembangkan aspek emosi disaat anak belajar mengendalikan emosinya
Kompetensi yang dicapai melalui metode bermain
Permainan yang diselenggarakan dalam
pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi khususnya kompetensi yang erat
kaitannya dengan perkembangan anak. Ralibi dalam
Fun Teaching (2008:
23) mengemukakan tentang kompetensi dari hasil permainan adalah sebagai
berikut:
· Self Awareness,
yaitu kemampuan menyadari emosi dan pikiran di dalam diri sendiri serta
menyadari tindakan apa yang harus dilakukan atas emosi yang sedang disadarinya.
· Self Direction,
yaitu kemampuan menggunakan pilihan-pilihan dalam menghadapi persoalan.
· Self Management,
yaitu keampuan mengelola atau mengorganisasi persoalan atau tugas secara
mandiri.
· Empathy,
kemampuan menyadari emosi yang dirasakan oleh orang lain.
· Assertive,
yaitu kemampuan mengkondisikan diri diantara perilaku submisif (cenderung
mengikuti) dan agresif.
· Followership,
yaitu kemampuan memosisikan diri untuk dipimpin orang lain.
· Craetive Thinking,
yaitu kemampuan berpikir dengan cara memadukan pengalaman pikiran dan tindakannya
dalam menghadapi persoalan.
· Team Work,
yaitu kemampuan bekerjasama dalam sebuah tim.
· Problem Solving,
yaitu kemampuan memecahkan persoalan.
· Oppeness,
yaitu kemampuan membuka diri terhadap orang lain.
· Team Spirit,
yaitu kemampuan menghidupkan semangat secara kolektif.
· Effective Comunication,
yaitu kemampuan berinteraksi satu sama lain secara verbal maupun non verbal.
· Self Communication,
yaitu kemampuan beinteraksi satu sama lain baik secara verbal maupun nonverbal.
· Self Motivation,
yaitu kemampuan memacu motivasi di dalam diri.
(Dari
berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment