Saturday, November 26, 2016

PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM)

Dipresentasikan dalam kuliah Psikologi Pendidikan

I.         PENDAHULUAN
Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. PBM sendiri merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya PBM.
PBM mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar.
Dalam PBM, tersirat adanya satu kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Sebab, apabila kedua pihak tersebut tidak terjalin keakraban, maka proses pendidikan itu pun tidak akan terwujud dengan baik.[1]
Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan belajar mengajar, makna dan tujuan belajar, dan prinsip-prinsip dalam PBM.

II.      RUMUSAN MASALAH
A.  Apa yang dimaksud dengan belajar mengajar?
B.  Apa makna dan tujuan belajar?
C.  Apa saja prinsip-prinsip dalam PBM?

III.   PEMBAHASAN
A.  Pengertian Belajar Mengajar
1.    Pengertian Belajar
Banyak kita jumpai keaneka ragaman definisi belajar yang dikemukakan para ahli psikologi. Hal ini disebabkan karena point of viewmileu dan pendekatan antara satu dengan lainnya terdapat perbedaan, untuk mengetahui berbagai ragam definisi tentang belajar, maka akan penulis kutip pendapat beberapa ahli psikologi :
a.    S. Nasution mendefinisikan belajar sebagai perubahan-perubahan dalam sistem syaraf penambahan pengetahuan, dan perubahan kelakukan berkat pengalaman dan latihan.[2]
b.    Chaplin, mengemukakan definisi belajar menjadi dua rumusan, pertama, belajar belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman, kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.[3]
c.    Witting, menganggap belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.[4]
d.   Biggs, merumuskan definisi belajar menjadi tiga macam, yaitu secara kuantatif, institusional dan kualitatif. Secara kuantitatif belajar merupakan aktivitas pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya secara institusional berarti proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah ia pelajari, secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.[5]
Jadi dari pengertian belajar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.    Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
b.    Bahwa perubahan itu membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan aktivitas belajar.
c.    Bahwa perubahan itu dilakukan lewat kegiatan atau usaha atau praktek secara disengaja dan diperkuat.

2.    Pengertian Mengajar
Dalam hal ini ada tiga pandangan tentang mengajar yaitu :
a.    Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dari seseorang kepada kelompok.
b.    Mengajar adalah membimbing peserta didik belajar.
c.    Mengajar adalah mengatur lingkungan agar terjadi PBM yang baik.[6]
Sedangkan dalam buku PBM juga merumuskan bahwa mengajar adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan tertentu atau mengajar adalah usaha terciptanya situasi belajar sehingga yang belajar memperoleh atau meningkatkan kemampuan.[7] Dengan demikian mengajar merupakan suatu kompetensi/tugas guru untuk mengubah prilaku dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau pengajaran.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai yang menerima pelajaran (peserta didik) sedangkan menunjuk kegiatan apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar.
Sementara itu PBM dapat diartikan hubungan antara pihak pengajar (guru) dan pihak yang di ajar (siswa), sehingga terjadi suasana di mana pihak siswa aktif belajar dan pihak guru aktif mengajar.[8] Dengan demikian PBM ini merupakan proses interaksi antara guru dengan murid atau peserta didik pada saat pengajaran.
Dalam proses interaksi, ada unsur memberi dan menerima baik dari pihak guru / peserta didik, agar terjadi interaksi belajar mengajar yang baik, ada beberapa faktor yang harus dipenuhi, sedangkan hal-hal yang dapat dikemukakan sebagai dasar-dasar terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik ada beberapa faktor yang harus dipenuhi. Sedangkan hal-hal yang dapat dikemukakan sebagai dasar-dasar terjadinya interaksi belajar mengajar adalah :
a.       Interaksi bersifat edukatif.
b.      Dalam interaksi terjadi perubahan tingkah laku pada siswa sebagai hasil belajar mengajar.
c.       Peranan dan kedudukan guru yang tepat dari proses interaksi belajar mengajar.
d.      Interaksi sebagai proses belajar mengajar (PBM).
e.       Sarana proses mengajar yang tersedia yang membantu tercapainya interaksi belajar mengajar siswa secara efektif dan efisien.[9]

B.  Makna dan Tujuan Belajar
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah termaktub dalam sub bab tentang pengertian belajar, dikatakan bahwa esensi belajar adalah perubahan dari hasil pengalaman (praktek) oleh karenanya, tergantung makna yang mendalam dari hasil belajar bagi manusia yaitu adanya perubahan prilaku menuju kwalitas perkembangan yang positif bagi kehidupan manusia, berarti bahwa adanya kemajuan dan perkembangan prilaku dari minimal menuju ke tingkat yang lebih baik, baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, tentunya antara satu lembaga dengan lembaga lain mengalami perbedaan lain karena tujuan-tujuan belajar mengalami berbagai variasi.
Namun perlu diketahui bahwa secara eksplisit tujuan belajar adalah untuk mencapai tindakan instruksional (innstructional effects) yang berbentuk pengetahuan dan ketrampilan, sedang tujuan sampingan lainnya adalah untuk mencapai nurturant effects seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain.
1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilihan pengetahuan dan kemampuan berfikir membutuhkan adanya bahan pengetahuan dan kemampuan berfikir dapat memperluas pengetahuan.
2. Penanaman Konsep dan Ketrampilan
Artinya bahwa penanaman konsep/merumuskan konsep memerlukan suatu ketrampilan baik ketrampilan jasmani yang dapat dilihat dialami sehingga menitik beratkan pada ketrampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau ketrampilan ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
3. Pembentukan Konsep
Adalah guru harus bertindak bijaksana dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa. Ia harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berfikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah.
Relevan dengan tujuan belajar tersebut, maka hasil yang ingin dicapai adalah :
a.    Hal ikhwal keislaman dan pengetahuan, konsep dan fakta (kognitif).
b.    Hal ikhwal personal, kepribadian/sikap (afektif).
c.    Hal ikhwal kelakuan, ketrampilan/penampilan (psikomotorik).

C.  Prinsip-prinsip dalam PBM
Made Pidarta mengutip pendapat Gagne, yang mengatakan bahwa prinsip belajar meliputi :
1.    Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respon anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.
2.    Pengulangan, situasi dan respon anak diulang-ulang atau dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3.    Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu.
4.    Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5.    Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6.    Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar seperti apersepsi dalam mengajar.
7.    Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
8.    Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam pengajaran.[10]
Sedangkan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Alvin C. Eurich dari Ford Foundation adalah :
1.      Hal apapun yang dipelajari oleh siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri.
2.      Setiap belajar siswa menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3.      Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan.
4.      Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
5.      Apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri maka ia lebih termotivasikan untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara baik.[11]
Menurut Nasution, prinsip-prinsip belajar meliputi:
1.      Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus mempunyai suatu tujuan.
2.      Tujuan itu harus timbul dari atas berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3.      Orang itu bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4.      Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5.      Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil-hasil sambilan atau sampingan, misalnya ia tidak hanya bertambah terampil membuat soal-soal ilmu pengetahuan alam akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi itu.
6.      Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan (learning by doing).
7.      Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis dan sebagainya.
8.      Dalam hal belajar seseorang (siswa) memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9.      Untuk belajar diperlukan insight, apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.
10.  Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang (siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11.  Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12.  Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.[12]
Jadi jelaslah dengan mengetahui prinsip-prinsip belajar, seseorang guru akan dapat melaksanakan fungsi / perannya semakin baik. Hal ini dikarenakan bahwa prinsip-prinsip belajar memberikan pedoman berharga bagi guru untuk dapat ditindak lanjuti dengan benar, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat diarahkan secara efektif dan efisien.


IV.   KESIMPULAN
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai yang menerima pelajaran (peserta didik) sedangkan menunjuk kegiatan apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar.
Sementara itu proses belajar mengajar (PBM) dapat diartikan hubungan antara pihak pengajar (guru) dan pihak yang di ajar (siswa), sehingga terjadi suasana di mana pihak siswa aktif belajar dan pihak guru aktif mengajar. Dengan demikian proses belajar mengajar ini merupakan proses interaksi antara guru dengan murid atau peserta didik pada saat pengajaran.
Esensi belajar adalah perubahan dari hasil pengalaman (praktek) oleh karenanya, tergantung makna yang mendalam dari hasil belajar bagi manusia yaitu adanya perubahan prilaku menuju kwalitas perkembangan yang positif bagi kehidupan manusia, berarti bahwa adanya kemajuan dan perkembangan prilaku dari minimal menuju ke tingkat yang lebih baik, baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Secara eksplisit tujuan belajar adalah untuk mencapai tindakan instruksional (innstructional effects) yang berbentuk pengetahuan dan ketrampilan, sedang tujuan sampingan lainnya adalah untuk mencapai nurturant effects seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain.
Prinsip-prinsip belajar menurut Alvin C. Eurich dari Ford Foundation adalah:
1.      Hal apapun yang dipelajari oleh siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri.
2.      Setiap belajar siswa menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3.      Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan.
4.      Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
5.      Apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri maka ia lebih termotivasikan untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara baik.

V.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang pemakalah susun. Pemakalah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan demi perbaikan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Baca Juga: Prediksi Risiko Kematian dari Kecepatan Berjalan Kaki




[1]Asef Umar Fakhruddin , Menjadi Guru Favorit!, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hlm. 34-35.
[2]S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 35.
[3]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Wacana Ilmu,  2001), Cet. 3, hlm. 60.
[4]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 61.
[5]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm. 63.
[6]A. Tabrani, Pendekatan Dalam PBM, (Bandung: Remaja Karya, 1989), hlm. 7.
[7]Depag RI., PBM I B, 1985, hlm. 3.
[8]Iskandar W. dan J. Mandalika, Kumpulan dan Pikiran-pikiran dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1982), hlm. 37.
[9]Roestiyah, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 37.
[10]Made Pidarta, Landasan Pendidikan, Stimulus Ilmu Pendidik Bercorak Indonesia, (Jakarta: Reneka Cipta, 1997), hlm. 197.
[11]Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono, (Jakarta: Rajawali, 1991), hlm. 32.
[12]S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar,  hlm. 46-47.

No comments:

Post a Comment