Wednesday, October 18, 2017

Tentang: Perbedaan Dermatosis dan Dermatitis

Dermatosis akibat kerja adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja. Istilah lain untuk dermatosis akibat kerja adalah penyakit kulit yang timbul karena hubungan kerja. Penyakit tersebut timbul pada waktu tenaga kerja bekerja melakukan pekerjaan atau disebabkan oleh faktor-faktor yang berada pada lingkungan kerja (Parinduri, 2016).

Dermatitis yaitu suatu keadaan terjadinya alergi kulit akibat pajanan substansi eksternal. Berdasarkan penyebabnya dermatitis dibagi menjadi dermatitis eksogen dan dermatitis endogen (Harrianto, 2013). Penyebab dermatitis eksogen (berasal dari luar), misalnya bahan kimia (deterjen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri,jamur); dermatitis endogen (dari dalam) misalnya dermatitis atopik (Djuanda, 2011).

Terminologi dermatosis lebih tepat dari pada penggunaan kata dermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak selalu berupa suatu peradangan (infeksi), melainkan juga tumor atau alergi atau rangsangan fisik dan lainnya dapat menjadi penyebab penyakit tersebut. Jadi dermatitis merupakan salah satu aspek dari dermatosis akibat kerja.


Dermatitis terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya yaitu dermatitis kontak. Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/subtansi yang menempel pada kulit. Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik; keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi pada seorang yang telah mengalami sensitasi terhadap suatu alergen (Djuanda, 2011).
Ada dua mekanisme zat atau bahan kimia menimbulkan dermatosis, yaitu (Parinduri, 2016)
1. Perangsangan primer (primary irritant), penyebabnya disebut iritan primer, Iritan primer mengadakan rangsangan kepada kulit, dengan jalan melarutkan lemak kulit, mengambil air dari lapisan kulit, mengoksidasi dan atau mereduksi susunan kimia kulit, sehingga keseimbangan kulit terganggu dan akibatnya timbul dermatosis
2. Sensitisasi, penyebabnya disebut pemeka (sensitizer). Sensitisasi oleh zat kimia pemeka biasanya disebabkan oleh zat kimia organis dengan struktur molekul sedemikian rupa sehingga dapat bergabung dengan zat putih teluruntuk membentuk antigen.

Secara garis besar faktor yang mempengaruhi dermatitis kontak yaitu (Lestari dan Utomo, 2007):
1.    Direct causes (penyebab langsung) yaitu bahan kimia, mekanik, fisika, racun tanaman, dan biologi.
2.  Indirect causes (penyebab tidak langsung) yaitu faktor genetik (alergi), penyakit kulit yang telah ada sebelumnya, usia, lingkungan, personal hygiene, jenis kelamin, ras, ketebalan kulit, pigmentasi, daya serap keringat, obat/pengobatan, lama kerja, alat pelindung diri, dan musim.

Pengobatan dermatosis dengan terapi simptomatis cukup membantu, tetapi hanya bersifat sementara dan tidak mungkin sembuh total. Satu-satunya upaya yang akan berhasil adalah dengan meniadakan faktor penyebab dermatosis sendiri. Penggunaan pakaian kerja dan alat pelindung diri merupakan salah satu bentuk upaya preventif (Parinduri, 2016).

Selain itu ada pula upaya yang mudah dilakukan tetapi sering diabaikan seperti masalah kebersihan perseorangan (higiene pribadi) dan sanitasi lingkungan kerja serta pemeliharaan ketatarumahtanggaan perusahaan yang baik. Kebersihan perseorangan misalnya cuci tangan, mandi sebelum pulang kerja, pakaian bersih dan berganti pakaian tiap hari, alat pelindung diri yang bersih dan lain-lain. Kebersihan lingkungan dan pemeliharaan ketatarumahtanggan perusahaan meliputi pembuangan air bekas dan sampah industri yang memenuhi syarat higiene, keselamatan dan kesehatan, pembersihan debu, penerapan proses produksi yang tidak menimbulkan pencemaran udara dan juga permukaan, cara sehat dan selamat penimbunan dan penyimpanan barang dan lainnya.


Sumber:
Djuanda, A., 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Keempat penyunt. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Lestari, F. dan Utomo H.S. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak pada Pekerja di PT Pantja Press Industry. Jurnal. Makara Kesehatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2007: 61-68
Harrianto, R., 2013. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.
Parinduri, A. I., 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Kelainan Kulit (Dermatosis) pada Pekerja Pencuci Mobil di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kota Medan Tahun 2015. 25 April.

No comments:

Post a Comment