Dermatosis akibat kerja adalah
kelainan kulit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan kerja.
Istilah lain untuk dermatosis akibat kerja adalah penyakit kulit yang timbul
karena hubungan kerja. Penyakit tersebut timbul pada waktu tenaga kerja bekerja
melakukan pekerjaan atau disebabkan oleh faktor-faktor yang berada pada
lingkungan kerja (Parinduri, 2016) .
Dermatitis
yaitu suatu keadaan terjadinya alergi kulit akibat pajanan substansi eksternal.
Berdasarkan penyebabnya dermatitis dibagi menjadi dermatitis eksogen dan
dermatitis endogen (Harrianto, 2013) . Penyebab dermatitis eksogen (berasal
dari luar), misalnya bahan kimia (deterjen, asam, basa, oli, semen), fisik
(sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri,jamur); dermatitis endogen (dari dalam)
misalnya dermatitis atopik (Djuanda, 2011) .
Terminologi
dermatosis lebih tepat dari pada penggunaan kata dermatitis, sebab kelainan
kulit akibat kerja tidak selalu berupa suatu peradangan (infeksi), melainkan
juga tumor atau alergi atau rangsangan fisik dan lainnya dapat menjadi penyebab penyakit tersebut. Jadi
dermatitis merupakan salah satu aspek dari dermatosis akibat
kerja.
Dermatitis
terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya yaitu dermatitis kontak. Dermatitis
kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/subtansi yang menempel pada
kulit. Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergik; keduanya dapat bersifat akut maupun kronis.
Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi
kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi.
Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi pada seorang yang telah mengalami
sensitasi terhadap suatu alergen (Djuanda, 2011) .
Ada
dua mekanisme zat atau bahan kimia menimbulkan dermatosis, yaitu (Parinduri,
2016) :
1. Perangsangan primer (primary irritant),
penyebabnya disebut iritan primer, Iritan primer mengadakan rangsangan kepada
kulit, dengan jalan melarutkan lemak kulit, mengambil air dari lapisan kulit,
mengoksidasi dan atau mereduksi susunan kimia kulit, sehingga keseimbangan kulit
terganggu dan akibatnya timbul dermatosis
2. Sensitisasi, penyebabnya disebut pemeka
(sensitizer). Sensitisasi oleh zat kimia pemeka biasanya disebabkan oleh zat
kimia organis dengan struktur molekul sedemikian rupa sehingga dapat bergabung
dengan zat putih teluruntuk membentuk antigen.
Secara garis
besar faktor yang mempengaruhi dermatitis kontak yaitu (Lestari dan Utomo,
2007):
1.
Direct
causes (penyebab langsung) yaitu bahan kimia, mekanik, fisika, racun
tanaman, dan biologi.
2. Indirect
causes (penyebab tidak langsung) yaitu faktor genetik (alergi), penyakit
kulit yang telah ada sebelumnya, usia, lingkungan, personal hygiene, jenis
kelamin, ras, ketebalan kulit, pigmentasi, daya serap keringat,
obat/pengobatan, lama kerja, alat pelindung diri, dan musim.
Pengobatan dermatosis dengan
terapi simptomatis cukup membantu,
tetapi hanya bersifat sementara dan tidak mungkin sembuh total. Satu-satunya
upaya yang akan berhasil adalah dengan meniadakan faktor penyebab dermatosis
sendiri. Penggunaan pakaian kerja dan alat pelindung diri merupakan salah satu
bentuk upaya preventif (Parinduri, 2016) .
Selain itu ada pula upaya yang
mudah dilakukan tetapi sering diabaikan seperti masalah kebersihan perseorangan
(higiene pribadi) dan sanitasi lingkungan kerja serta pemeliharaan
ketatarumahtanggaan perusahaan yang baik. Kebersihan perseorangan misalnya cuci
tangan, mandi sebelum pulang kerja, pakaian bersih dan berganti pakaian tiap
hari, alat pelindung diri yang bersih dan lain-lain. Kebersihan lingkungan dan
pemeliharaan ketatarumahtanggan perusahaan meliputi pembuangan air bekas dan
sampah industri yang memenuhi syarat higiene, keselamatan dan kesehatan,
pembersihan debu, penerapan proses produksi yang tidak menimbulkan pencemaran
udara dan juga permukaan, cara sehat dan selamat penimbunan dan penyimpanan
barang dan lainnya.
Sumber:
Djuanda, A., 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Keempat penyunt. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Lestari, F. dan Utomo H.S. 2007. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak pada Pekerja di PT Pantja Press
Industry. Jurnal. Makara Kesehatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2007: 61-68
Harrianto, R., 2013. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.
Parinduri, A. I., 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala
Kelainan Kulit (Dermatosis) pada Pekerja Pencuci Mobil di Kelurahan Pangkalan
Masyhur Kota Medan Tahun 2015. 25 April.
No comments:
Post a Comment