Dipresentasikan dalam kuliah Naqd al-Hadis
I. PENDAHULUAN
Hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di
samping Al-Qur’an. Dilihat dari periwayatannya, hadits Nabi berbeda dengan
Al-Qur’an. Al-Qur’an semua periwayatan ayat-ayatnya berlangsung secara mutawatir,
sementara hadits sebagian periwayatannya berlangsung secara mutawatir
dan sebagian lagi berlangsung secara ahad. Dengan demikian, dilihat dari
segi periwayatan, seluruh ayat Al-Qur’an tidak perlu dilakukan penelitian
tentang orisinalitasnya. Sedangkan hadits Nabi, dalam hal ini yang berkategori ahad,
diperlukan penelitian. Dengan penelitian itu akan diketahui, apakah hadits yang
bersangkutan dapat dipertanggungjawabkan periwayatannya berasal dari Nabi
ataukah tidak.[1]