Pernahkah kamu mengalami telinga
yang tiba-tiba berdenging? Pastinya pernah dong, iya kan? Atau bahkan sering?
Mungkin sebagian masyarakat masih
percaya bahwa telinga yang berdenging adalah tanda kita sedang digosipin oleh
orang lain, cara Jawa-nya “ono sing
ngrasani”. Iya kan? Ternyata anggapan itu tidaklah benar.
Dilansir dari laman Kompas.com, sejumlah peneliti dari University Illinois menerangkan bahwa dengingan di telinga atau tinnitus erat kaitannya dengan perubahan
jaringan tertentu pada otak kita. Dengan memakai Magnetic Resonance Imaging (MRI), para peneliti mencari pola pada
fungsi dan struktur otak. Ternyata, tinnitus
terjadi di wilayah otak yang disebut dengan precuneus.
Sumber: http://telingaberdenging.com/wp-content/uploads/2013/02/telinga-berdenging.jpg |
Menurut Sara Schmidt, salah satu
peneliti, “Ketika jaringan mode standar aktif, jaringan atensi dorsal tidak
aktif, dan sebaliknya. Kami menemukan bahwa precuneus
pada pasien tinnitus tampaknya
berperan dalam hubungan tersebut.”
“Ini juga menyiratkan bahwa pasien
tinnitus tidak benar-benar istirahat, bahkan saat beristirahat. Ini bisa
menjelaskan mengapa banyak laporan (pasien) yang merasa semakin kelelahan,”
demikian kata pemimpin studi Fatima Husain, seorang profesor ilmu kemampuan
berbicara dan pendengaran di University
of Illinois.
Sekarang sudah tahu kan kenapa telinga
kita tiba-tiba berdenging? Bukan karena kita sedang digosipin lho ya,
ini terjadi karena ada dua jaringan yang memiliki fungsi berlawanan terhubung
dengan precuneus. Jaringan atensi dorsal yang aktif saat ada sesuatu yang menarik
perhatian seseorang dan jaringan mode standar yang merupakan fungsi “latar
belakang” otak saat beristirahat dan tidak memikirkan sesuatu secara khusus.
Lantas, precuneus itu apa kak?
Menurut kamus Wiktionary, precuneus itu sebuah divisi dari permukaan medial dari
lobus parietal dari otak besar. Precuneus
ditemukan di bagian tengah parietal lobe otak manusia, tepatnya di bagian atas
agak kebelakang kepala manusia. Bagian ini berkaitan pula dengan memori
episodik, refleksi diri dan beberapa akses akan kesadaran.
No comments:
Post a Comment